Cari Blog Ini

Senin, 02 Januari 2012

curhat colongan

Aku lebih suka menyayangi orang dari pada disayangi, kerena aku bisa tau rasa sayang yang aku punya ini rasa sayang yang seperti apa. Tapi bila orang lain sayang denganku, aku tak tau rasa sayang yang seperti apa yang dia punya untukku ? Bisa saja dia bilang sayang hanya dimulut tapi dihatinya ada orang lain, siapa yang tau hal itu? Didalam hati orang nggak akan ada yang bisa menebak. Tapi kebanyakan orang memang lebih suka disayangi dari pada menyayangi. Sejatinya menyayangi dan disayangi itu sama saja. Sama – sama ada yang menyayangi dan ada yang disayangi. Bagiku, aku lebih senang menyayangi orang lain. Ada rasa yang berbeda dari rasa itu, mungkin ada juga yang beranggapan lain. Nggak ada salahnya juga kalau orang lain punya banyak pendapat tentang hal ini, toh negeri ini adalah sebuah negeri yang membebaskan rakyatnya untuk berpendapat. Walaupun orang yang aku sayang nggak mengerti betapa sayangnya aku pada dirinya, aku tetap senang bisa menyayangi dia. Walau terkadang memang sakit melihat dia bersama yang lain aku tetap bangga bisa punya kesempatan untuk menyayanginya, melihatnya, tertawa bersamanya, dan berbicara dengannya. Itupun sudah menjadi suatu kesenangan tersendiri bagiku. Walau sayangku nggak akan pernah dia lihat dan dia rasakan. Aku punya satu alasan kenapa aku lebih suka menyayangi orang daripada disayangi. Takut dibohongi lagi? Memang! Itu alasan pertamaku. Semudah bibirnya mengatakan sayang, tapi sayang yang diberikan itu PALSU. Hal yang paling aku benci adalah suatu hal yang nggak nyata, termasuk sayang palsu. Sudah cukup lah aku dibohongi sekian banyak laki-laki. Tapi, aku juga nggak mau jadi orang yang munafik. Aku akui aku juga pernah berbohong dan memberikan cinta dan sayang yang semu. Dari semua yang ku lalui ini telah cukup memberiku suatu pelajaran yang paling berharga dalam hidupku. Aku sadar kalau rasa sayang itu nggak hanya bisa diucapkan lewat bibir manis, tapi juga dari dalam hati yang paling dalam. Lebih baik lagi bila kita semua saling menyayangi dengan hati yang tulus dan tanpa mengaharap sesuatu hal yang lebih. Jujur, aku ingin mendapatkan seseorang yang dengan sepenuh hatinya tulus menyayangiku tanpa melihat kekurangan yang aku punya. Aku memang lemah dalam hal bercinta, aku memang nggak hebat dalam hal ini. Aku lebih banyak disakiti daripada menyakiti, aku memang nggak mau dan nggak akan pernah menyakiti hati orang lain. Karena aku tau disakiti itu rasanya sakit. Entah kenapa walau aku disakiti, aku masih tetap bisa tersenyum dihadapan orang lain. Senyum yang ku berikan hanya senyum palsu, sebuah topeng bahagia padahal hati sedang terluka. Entah kesalahan apa yang telah ku perbuat sehingga banyak yang menyakitiku. Aku hanya mencoba untuk bisa tersenyum dalam setiap cobaan yang kulalui. Mungkin dengan aku tersenyum orang – orang disekelilingku menjadi bahagia. Membuat orang lain bahagia adalah suatu hal yang indah. Ada yang bilang kalau kita ingin bisa menyayangi orang lain, kita harus bisa menyayangi diri kita sendiri. Mungkin itu memang benar. Tapi apa orang lain juga beranggapan seperti itu? Ada seorang teman yang bertanya padaku seperti ini, dalam berhubungan (berpacaran) mana yang lebih penting? Cinta atau sayang? Ada yang bilang lebih penting cinta, ada juga yang beranggapan lebih penting sayang. Tapi bagiku sayang dan cinta itu sama – sama pentingnya dalam sebuah hubungan asalkan itu semua berasal dari hati yang tulus. Cinta tanpa didasari rasa sayang juga percuma, begitupun sebaliknya. Ada yang bilang, ucapan suka itu nggak berarti cinta. Memang. Kadang aku sendiri bingung dengan perasaanku sendiri. Apa aku ini suka atau cinta? Kalau sekedar suka pasti cepat hilang rasa suka itu. Kalau cinta agak susah hilangnya. Itu menurutku. Orang lain juga belum tentu sependapat denganku, pendapat orang berbeda-beda.

0 komentar:

Posting Komentar